Minggu, 28 November 2010

Semangat Sorang Anak Tanpa Kaki

Dalam keseharain tanpa kita sadari, sering terbesit dalam pikiran kita merasa kurang puas dengan keadaan kita saat ini, mungkin kita merasa kecewa karena apa yang kita harapkan belum sesuai dengan kenyataan yang kita terima. Kadang kala ketidakpuasan kita dengan keadaan dan kehidupan kita sekarang seringkali menjadikan kita merasa kurang bergairah dan tidak bersemangat, lesu dalam bekerja dan berkatifitas, bahkan yang paling parah bila kita mengingkari rahmat kasih sayang Allah SWT dan berburuk sangka pada-Nya. Sungguh kita termasuk orang-orang yang tidak pandai bersyukur

Sungguh ceria raut  wajahnya, walupun keadaan anak 
kecil ini menurut orang kebanyakan  memiliki kekurangan

Sungguh ceria raut wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini menurut orang kebanyakan memiliki kekurangan

Sungguh ceria raut wajahnya, walupun keadaan anak 
kecil ini menurut  orang kebanyakan memiliki kekurangan

Sungguh ceria raut wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini menurut orang kebanyakan memiliki kekurangan

Berikut ini ada beberapa foto potret salah satu dari manusia seperti kita juga namun masih begitu kecil bila dibandingkan dengan kita, maksud saya hanya satu ‘tidakkah kita tergerak dan terbuka hati kita untuk bersyukur dan mencoba menerima kondisi apapun yang kita terima saat ini
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
Bila kita perhatikan foto-foto polos anak ini yang oleh Allah diberi agak berbeda dengan apa yang kita miliki yang orang umum mengatakan bahwa dia cacat, namun cobalah perhatikan adakah guratan rasa minder dan kecewa pada dirinya dengan keadaannya? dengan keterbatasan yang ia miliki tidak menjadikan sedikitpun kendala untuk dirinya melakukan apa yang kemungkinan sebagian orang katakan tidak pantas orang seperti dia lakukan.

Sungguh ceria raut  wajahnya, walupun keadaan anak 
kecil ini menurut orang kebanyakan  memiliki kekurangan

Sungguh ceria raut wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini menurut orang kebanyakan memiliki kekurangan

Sering bukan kita mencari suatu alasan untuk tidak melakukan sesuatu atau menghindarinya mungkin karena malas atau karena kita tidak pantas lakukan atau bahkan karena kita merasa tidak memiliki sesuatu hal tertentu untuk melakukannya

Sungguh ceria raut
  wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini menurut orang kebanyakan  
memiliki kekurangan

Sungguh ceria raut wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini menurut orang kebanyakan memiliki kekurangan
Lalu mengapa kini kita merasa susah?
Mengapa kini kita merasa terbebani dengan kesulitan yang kita hadapi?
Mengapa kita terpuruk di dalam usaha?
Mengapa kita merasa kehilangan kesempatan dan peluang?
Mengapa kita merasa krisis keuangan?
Mengapa kita merasa terjepit dan tertimpa musibah dan kehancuran hidup?
Mengapa kita merasa menjadi koraban?
Mengapa kita merasa sesak nafas seolah semangat dan gairah hidup timbul tenggelam?

Sungguh ceria raut  wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini 
menurut orang kebanyakan  memiliki kekurangan

Sungguh ceria raut wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini menurut orang kebanyakan memiliki kekurangan
Lalu, pantaskah kita merasa demikian?
Mana senyummu?
Mana tawamu?
Mana sukacitamu?
Mana bahagiamu?
Mana syukurmu?
“Jika engkau bersyukur, maka akan kutambahkan (nikmat-Ku), dan jika engkau kufur (ingkar) sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.”(Ibrahim :7).
Mari mulai sekarang kita gunakan energi dalam diri kita untuk mensyukuri apa yang telah kita miliki apapun keadaannya

Sungguh ceria raut  wajahnya, walupun keadaan anak 
kecil ini menurut orang kebanyakan  memiliki kekurangan

Sungguh ceria raut wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini menurut orang kebanyakan memiliki kekurangan

Sungguh ceria raut  wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini 
menurut orang kebanyakan  memiliki kekurangan

Sungguh ceria raut wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini menurut orang kebanyakan memiliki kekurangan

Sungguh ceria raut  wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini 
menurut orang kebanyakan  memiliki kekurangan

Sungguh ceria raut wajahnya, walupun keadaan anak kecil ini menurut orang kebanyakan memiliki kekurangan

source: http://ruanghati.com/2009/10/05/tidak-ada-alasan-bagi-anda-untuk-tidak-bersyukur-setelah-lihat-ini/



Salam,
Pencari Tuhan

Dengarkan Kisahku Dulu Ibu Sebelum Memutuskan Mengaborsiku

Wahai para ibu coba kau renungkan suara merdu nan polos dari dalam perutmu, mereka bersuara menyampaikan pesan ini untukmu, dengarkanlah ungkapan buah hatimu ini, darah dagingmu ini bunda tersayang, senandung mereka disuarakan waktu ke waktu,mari bunda kita renungkan.



di bulan pertama
Wahai Bunda, Aku memang hanya 3/4 inci saja panjangnya,tp aku sdh punya seluruh organ tubuh.
Aku suka suaramu.
Setiap kali aku mendengarnya,aku pasti menggerakkan tangan dan kakiku.
Suara detak jantungmu adalah lagu kesukaanku.
di bulan kedua
Duhai Ibuku tersayang, Hari ini aku belajar mengisap jariku, bila kamu bisa melihatku, Ibu pasti tau kalau aku adalah bayimu.
Aku memang blm cukup besar utk hidup diluar. Betapa nyaman dan hangat didalam sini, ibu.
di bulan ketiga
Tahukah bunda tentang nanda, aku anak laki2. Aku harap ibu bahagia karenanya.Aku selalu berharap ibu selalu bahagia.
Karena bila kamu sedih, akupun ikut sedih, dan akupun ikut menangis walaupun ibu tdk bisa mendengarnya.
di bulan keempat
Bundaku tersayang, rambutku mulai tumbuh, memang masih pendek dan halus tp akan tumbuh banyak sekali.
Aku telah berlatih lama sekali, sehingga aku bisa menengok, melipat dan meregangkan kaki dan tangan2ku. Aku menjadi ahli dalam hal2 itu.
di bulan kelima
Bundaku tercinta,kamu pergi ke dokter hari ini.
Tp ma, dia bohong kepadamu.Dia bilang kalau aku tidak ada.
TAPI AKU ADA!!!!!
MA.. DENGARLAH AKU, AKU BAYIMU!!
Mommy, apa itu ABORSI???
di bulan keenam
Aku bisa mendengar dokter itu lagi.
Aku tidak suka dia.Dia sangat tidak berperasaan.
Sesuatu datang mengancam rumahku.
Dokter2 itu bilang itu jarum.
Mommy apa itu??? TOLONG, AKU TERBAKAR!!
TOLONG HENTIKAN DIA!!
AKU TIDAK BiSA MELAWANNYA!!
MOMMY!! TOLOOOOONG!!!!!
di bulan ketujuh
Wahai bunda terkasih, aku baik2 saja.
Aku sudah bersama TUHAN, DIA MEMEGANG TANGANKU.
Dan dia telah memberitahuku apa itu aborsi..
Mengapa kamu tidak menginginkanku, Mommy?????
Tahukah kau Ibundaku apa yang terjadi
Satu jantung LAGI yg berhenti berdetak
Dua mata yg tidak dapat lagi melihat dunia
Dua tangan lagi yg TIDAK AKAN pernah memegang
Dua kaki LAGI yg tidak akan pernah bisa berlari dan berjalan
Satu mulut LAGI yg tidak akan pernah bisa berbicara
Pikirkanlah sebelum kau bertindak
dari anandamu yang mengasihimu

source: http://ruanghati.com/2010/08/11/renungan-ibu-baca-ini-dulu-sebelum-kau-aborsi-anakmu-ini/








Salam,
Pencari Tuhan

Seorang Bocah Yang Seumur Hidupnya Berada di Dalam Gelembung





Anak dalam Foto bernama David Vetter, anak ketiga dari pasangan David Joseph Vetter dan Carol Ann Vetter. Anak kedua dari pasangan ini(kakak perempuan David) bernama Katherine. Anak laki-laki pertama mereka(kakak Tertua David), terlahir dengan kondisi mengalami cacat Timus, yaitu suatu sebuah penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh yang diakibatkan oleh kelainan Genetik. Beberapa minggu setelah kematian kakak David, Dokter mengatakan bahwa setiap anak lelaki yang akan lahir dari pasangan ini, kemungkinan 50% akan terlahir dengan kondisi yang sama dengan Kakak David. Oleh karena itu, Dokter menganjurkan untuk segera memasukkan anak laki2 mereka yg berikutnya(David) ke dalam ruangan isolasi steril(Gelembung) begitu dia dilahirkan. Kakak perempuan David(Katherine) dianjurkan untuk menjadi Donor Sumsum tulang belakang, agar bisa dilakukan Operasi Cangkok Sumsum tulang belakang.


Tapi kabar buruk, Sumsum tulang Katherine tidak cocok dengan David.



Pada tahun 1971, David lahir kedunia, Dan hanya 10 detik setelah kelahiran, bayi David segera dimasukkan kedalam Gelembung. Sebelumnya, di dalam gelembung telah disiapkan berbagai keperluan David seperti Pakaian, popok, makanan dan air.


Orang tua David berusaha keras untuk membuat David bisa tumbuh normal sebagaimana anak lain. Mereka memberikan pengajaran layaknya sekolah dan memberikan televisi di dalam gelembung David. Tapi usaha seperti apapun, tidak benar2 membuat David senang, karena bagaimanapun tak ada yang bisa dilakukan oleh David, kecuali berada di ruang sempit Gelembungnya.

Pada tahun 1974, saat David berusia 3 tahun, David bisa mengunjungi rumahnya beberapa kali dalam sepekan, tentunya atas seijin dokter dan masih dalam gelembung. David sangat dekat dengan Kakak nya, dan dia tidur di kamar yang sama, dengan kakaknya jika dia sedang berada di rumah. Tapi terkadang, mereka saling bertengkar satu sama lain. Dan kadang ada perkelahian kecil diantara mereka.

David memiliki teman sebaya, yg kadang mengunjunginya sesekali.

Saat David berusia 4 tahun, dia mulai untuk membuat lubang pada Gelembungnya dengan menggunakan jarum suntik yg tak sengaja tertinggal di dalam gelembungnya. Dan saat hal itu diketahui dokter, Dokter mengatakan pada David, bahwa tindakan itu sangat membahayakan dirinya, dan sejak saat itu, David jadi mengetahui alasan kenapa selama ini dia tinggal di dalam gelembung.


Di Usia 5. David benar2 menyadari perbedaan dirinya dengan orang lain. Dan dia mulai memikirkan masa depannya nanti.



Sekalipun media masa saat itu, telah membentuk Image David sebagai anak muda yg sehat yang tinggal dalam gelembung, akan tetapi kondisi mental david tidak demikian. David sering marah tanpa sebab yang jelas, dan tak mampu mengendalikan emosinya. David juga diketahui sering sekali mengalami mimpi buruk.

Pada tahun 1977, para peneliti NASA, membuat pakaian mirip pakaian astronot untuk dikenakan pada David. Pakaian berharga 50.000 Dollar tersebut memungkinkan David untuk keluar dan beraktivitas diluar Gelembungnya. Pakaian itu terhubung dengan sebuah alat semacam tabung Oksigen, lewat penghubung seperti selang sepanjang 2.5 mtr.











Setelah beberapa tahun, kondisi David menjadi semakin tidak stabil. Harapan untuk menemukan obat penyembuh penyakit David masih kecil, sama seperti ketika David masih bayi. Dokter khawatir jika David menjadi remaja nanti, dia menjadi semakin tidak terkendali.



Pemerintah Amerika yg awalnya mendanai pengobatan dan penelitian untuk kasus David, kini mulai berpikir untuk menghentikan aliran dana mereka karena sudah menghabiskan waktu yang lama, tapi tak juga membuahkan hasil yang memuaskan. Total biaya yang dikeluarkan untuk proyek ini disebut-sebut mencapai 1.3 Juta Dollar. Di masa itu, nilainya kira2 setara dengan 10x lipatnya di masa sekarang.

Di tahun 1984, saat David berusia 12 tahun, atas rekomendasi dari Dokter, dilakukan operasi cangkok sumsum tulang belakang pada David dengan donor yang sama, dari kakak David, Katherine. Meski donornya tidak cocok, tapi operasi tetap dilakukan.

Beberapa bulan pasca Operasi, ada harapan yang tinggi akan keberhasilan operasi cangkok itu. Dan para Dokter sudah memperkirakan, David sebentar lagi akan siap untuk keluar dari Gelembungnya. Tapi, belum juga itu terjadi, untuk pertama kali selama hidupnya, David jatuh sakit. Dia diare, terkena Demam dan juga mimisan. Akibat keadaan itu, dokter menganjurkan David untuk keluar dari dalam Gelembung untuk menjalani perawatan intensif.

Ayah David bertanya pada anaknya, apakah dia bersedia untuk dibawa keluar gelembung, dan David pun menjawab..”Daddy, I will agree to anything to feel better.”. Akhirnya, David keluar dari Gelembungnya untuk pertama kalinya. Setelah keluar dari Gelembung, keadaan David tidak membaik. Dia langsung koma. Ibu David akhirnya berhasil memegang David untuk pertama kali, sekaligus terakhir dalam hidupnya. Hanya 15 hari setelah David keluar dari Gelembung, David meninggal dunia pada 22 Februari 1984.



Bersyukurlah kalian yang terlahir dengan kondisi lebih baik dari David,

source: http://ujung-bumi.blogspot.com/2010/10/kisah-seorang-bocah-yang-seumur.html



Salam,
Pencari Tuhan

Sabtu, 27 November 2010

Devinisi Anak (children & Social Work)

1.      Definisi Anak Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002
Yaitu tentang perlindungan anak merumuskan dalam pasal 1 nomor 1 bahwa : Anak adalah individu yang usianya belum mencapai 18 Tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Salah satu Ciri yang paling spesifikasi membedakan Anak dengan Orang dewasa adalah usia. dimana Usia Individu yang dikategorikan Anak itu adalah di bawah 18 Tahun. Jadi dalam usia segitu tentu anak itu masih perlu perlindungan. Karena anak merupakan individu yang belum matang baik secara fisik mental maupun sosial.Anak lebih beresiko terhadap kekerasan, eksploitasi dan penelantaran.Anak juga merupakan asset utama bagi masa depan bangsa.

2.      Devinisi Anak Menurut ILO
Anak adalah seorang individu yang berusia di bawah 18 tahun, berdasarkan Konvensi PBB tahun 1989 tentang Hak-hak Anak dan Konvensi ILO no 182 tahun 1999 tentang Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak.
Secara umum pekerja anak merujuk pada pengertian anak yang melakukan pekerjaan yang dapat membahayakan dirinya. Menurut Konvensi ILO istilah ini diterapkan pada:
·   semua anak di bawah umur 18 tahun termasuk bentuk pekerjaan yang terburuk bagi anak.
·   semua  anak di bawah umur 12 tahun yang telah terlibat dalam aktivitas ekonomi; dan
·   semua anak berumur antara 12-14 tahun yang melakukan pekerjaan yang  berat. ILO mendefinisikan pekerjaan yang ringan sebagai pekerjaan yang tidak membahayakan kesehatan anak atau perkembangan dan  tidak menghalangi anak tersebut untuk sekolah atau pelatihan keterampilan. Namun demikian terdapat bentuk pekerjaan terburuk bagi anak yang sama sekali tidak boleh dilakukan oleh seorang anak.  Pekerjaan ini menurut Konvensi ILO no.182 disebut the worst forms of child labour.




Salam,
Pencari Tuhan

Selasa, 15 Juni 2010..Pkl. 20.55 Wib

Selasa, 15 Juni 2010
Pkl. 20.55 Wib

Selesai praktikum di YPAC Taman Sari..aku putuskan pulang ke rumah untuk melihat kondisi sitong yang baru pulang dari RS dan kedua orang tuaku yang lelah dengan kesibukannya. Saat itu jam 14.43Wib, setelah lebih dari 2 minggu aku tidak menginjakkan kaki ke rumah itu. Di luar pagar tidak terlihat 3 mobil berjejer seperti biasanya milik anak kos. Artinya mereka lagi liburan dankembalikerumah masing-masing. Lalu Aku geser pintu pagar terluar, aku melihat ada mobil kijang kapsul hijau punya sitong di sebelah kanan dekat taman depan, lalu aku geser lagi pintu pagar dalam, ada 2 mobil lagi, mobil jazz silver punya mamah, dan mobil mercy silver untuk keluar kota.artinya semua anggota keluarga lengkap ada di dalam rumah. 

Aku geser lagi pintu terdalam yang menghubungkan garasi dan rumah bagian dalam, sangat pelan dan sangat perlahan..kulangkahkan kakiku 3 langkah ke dalam rumah..mataku melihat TV di lantai bawah nyala, saluran HBO, dan kemudian menatap ke lantai atas, TVnya juga menyala dengan saluran yg sama.

Di lantai bawah, di balik kursi lazy boy yang nyaman aku menangkap asap mengepul di baliknya, dan ada gerakan pelan yang mengayunkan kursi. Aku ucapkan salam dengan suara datar, dan terlihatlah seorang sosok dibalik kursi dengan gayanya yang khas, rambut dan kumis yang ubanan yang disisir rapih, dengan tangan memegang sebatang rokok yang menyala dan memakai kaos oblong dan sarung, serta secangkir kopi hitam di meja sebelahnya duduk.

Dengan suaranya yang besar dan berat dia memanggil namaku, aku dekati pria tua itu, kusambut tangannya yang menjulur ke arahku dan kucium tangan yang berbau rokok itu. Sedikit berbasa-basi aku menanyakan kabarnya dan kabar orang lain, serta keberadaan orang-orang penghuni rumah itu.
Kemudian aku beranjak dari sisinya dan mendekati kamar tidur utama, ku ketuk pelan pintunya, dan tanpa menunggu jawaban dari dalam aku buka pintu jati yang berat itu dan masuk kedalamnya melewati lorong panjang berlantaikan batu granit dan berakhir dengan lantai marmer yang menandakan telah tiba di ruang tidur utama yang luas. Ruangan yang terbagi dua dengan ruang kerja, kemudian kutolehkan kepalaku ke kanan, di ranjang besar berwarna putih ku lihat sesosok wanita tua yang letih sedang tertidur lelap, rambut ubanan yang dicat merah tampak malu mengakui usia yang dimakan waktu, sengaja aku naik ke atas kasur dengan gerak tubuh yang pelan, ku dekati wanita tua itu, dan ku raih tangan yang sedang memeluk bantal guling itu, ku cium tangannya, ia terbangun, tersenyum tipis dan kemudian terlelap kembali. Sejenak aku diam, berbaring di sebelahnya membelakinginya, meresakan tarikan dan hembusan nafasnya yang berat. 

Lalu aku bangkit meningglkan ruangan sepi yang remang-remang itu dan naik keatas melalui tangga baja yang bergetar setiap melangkahkan kaki di anak tangganya. Setelah melewati anak tangga terakhir kulangkahkan kakiku melintasi jembatan berlantaikan kayu dan diakhiri dengan lantai marmer. Di sebelah kanan, di ruang tivi, terlihatlah sosok besar. Dengan kaos abu-abu kusam dan celana basket selutut, serta kepala yang tertutup bantal berbaring diatas sofa panjang berwarna biru dengan saluran TV HBO, kedekati dengan perasaan berat, takut dan jantung berdetak lebih cepat..tidak ingin menghindar lagi, ingin memperbaiki kondisi yang tidak nyaman yang telah terbentuk sejak kecil, kupanggil namanya pelan 2 kali..ku dekati dan ku elus lembut tangannya, tidak ada reaksi..kemudian aku pergi meninggalkannya dan kembali turun ke bawah bergabung bersama bapak yang masih asik dengan film, rokok, dan kopinya.
Tidak lama kemudian terdengar suara pagar depan digeser dan ucapan salam dari ibu-ibu tetangga. Ku langkahkan kaki ke pintu depan, kuputar kunci yang terletak di kaki pintu, dan ku Tarik pintu jati yang ditanam di antara lantai dan langit-langit rumah. Kupersilahkan para tamu itu masuk, kemudian aku beranjak kembali ke kamar tidur utama, membangunkan mamah yang masih lelap tertidur, dengan malas dan sedikit mengeluh ia bangkit, merapihkan pakaiannya dan keluar dari ruangan itu menyambut para tamu yang ingin menjenguk sitong.

Aku tetap berada di dalam kamar yang luas dan remang-remang itu, tidur-tiduran malas menghindari interaksi dengan tamu yang datang, tak lama kemudian terdengar pintu kamar dibuka dan suara langkah kaki masuk. Ternyata bapak, ia masuk ke dalam kamar mandi, memutar keran dan mengambil air wudhu, kemudian dilanjutkan dengan shalat ashar. Selesai shalat, ia bergabung bersamaku diatas tempat tidur sambil menyalakan TV, ia bercerita tentang kondisi sitong selama di RS, salah satu bagian ceritanya sangat menyinggungku, ia mengatakan sitong di kunjungi berpuluh-puluh temannya, dari teman kampus ITB, teman SMA, dan para relawan anak jalanan Ciroyom. Mereka semua bergiliran menjaga sitong dari pagi sampai besok paginya lagi, bahkan setiap orang punya jadwal jaganya masing-masing. Mereka melakukan itu ikhlas, tanpa harapkan balasan apapun, hanya berharap sitong sembuh lebih cepat. Sedangkan aku..selama seminggu lebih di RS, tidak pernah sekalipun aku datang melihatnya, tidak ada usaha dan kemauan untuk datang mengunjunginya, menghindarinya dengan mencari kesibukan di kampus, membuat alasan untuk tidak pulang dan datang ke RS dengan kesibukan tersebut. Aku merasa malu pada diri ini, teman-teman yang banyak datang dengan ikhlas dan menjaganya dengan penuh kehati-hatian, sedangkan aku, saudara kandungnya adik yang sedarah dengannya..justru lari darinya, pura-pura tidak tau dengan kondisiya dengan alasan yang sengaja dicari. Disini aku melihat bahwa seorang teman lebih terasa seperti seorang saudara, dan seorang saudara sebenarnya lebih terlihat sebagai seorang musuh. Kehilangan seorang saudara kandung, tapi mendapatkan berpuluh-puluh saudara yang jauh lebih baik dari saudara kandung. Dan aku merasa tidak berarti lagi di keluarga ini, terutama untuk dirinya. Sudah tidak ada aku di hatinya, bener-benar tidak ada aku. Tidak penting untuknya apakah aku ada menemani di sisinya atau tidak, bahkan lebih nyaman untukya tanpa aku di sampingnya. Ada atau tidaknya keberadaanku dirumah ini adalah sama baginya.

Kemudian terdengar suara mamah memanggil namaku, mengajakku makan dan mengobrol tentang kesibukanku.selesai makan aku naik ke atas, masih di kamar lamku yang terasa asing dengan hanya 1 buah tempat tidur dan meja komputer. Lemari boneka, lemari buku, meja belajar, lemari baju semuanya di keluarkan, berpencar ke segala penjuru rumah. Malam ini sitong tidur di kamar bawah, jadi ini malam terakhirku di kamarku sebelum di ambil alih sama sitong. Dan aku terpaksa pindah ke kamarnya yang 2 kali lebih besar dari kamar lamaku.

Kamar yang sanagt besar yang terletak persis di depan kamar lamaku dan hanya dipisahkan oleh sebuah ruang kamar mandi saja. Kamarnya sangat besar di dalamnya ada 1 tempat tidur berukuran 2x2 meter, 1 spring bed singgle, dan 1 kasur tingkat..tempat tidurku dan sitong waktu kecil dulu. Kemudian masih ada 1 lemari bajuku yang dipindahkan dari kamar lamaku, 1 buah meja gambar arsitek muliknya, 1 buah meja lampu, dan meja tamu yang tidak terpakai,serta 1 buah sofa singgle kulit berwara hitam. Dengan barang sebanyak itu pun kamar itu masih tersa sangat luas, masih sangat lapang, dan kalau malam udara akan semakin dingin dan menjadi sangat dingin di dalam kamar yang sangat luas itu. 
Terbayang olehku, aku seorang diri di dalam kamar tersebut, hanya menempati sebuah tempat tidur dan mengosongkan 3 bauh tempat tidur lainnya..terbayang olehku berada seorang diri disana dengan udara yang semakin dingin, dengan kokosongan yang berarti, terasa asing dan semakin terasing dengan ruangan yang luas dan banyak barang tidak berguna. Seperti aku yang juga merasa tidak berguna, tidak dibutuhkan lagi, tapi enggan untuk di buang, dan jadilah aku disana tersimpan rapih seperti barang-barang lainnya. Hanya aku seorang anggota keluarga yang merasa asing di rumah sendiri dan merasa tidak berdaya dengan situasi ini, hanya bisa pasrah menerima semua perlakuan. Aku yang terasingkan dan tidak ada yang menyadarinya. 

Malam ini pun, malam terakhir dikamar lama yang terasa asing pula, setelah magrib tidak ada kehidupan diluar sana, semua orang dirumah ini masuk kedalam kamar masing-masing asik dengan dirinya. Rumah yang besar dan sepi tanpa kehidupan yang berarti. Kalau boleh aku memilih..kalau aku diberikan kesempatan untuk memilih.. aku tidak mau tinggal di rumah ini, sejak awal aku tidak ingin pindah ke rumah ini, dan ketika ada kesempatan untuk meninggalkan rumah ini akan ku ambil dan pergi dari rumah ini.

Keinginanku hanya sederhana saja.. kembali kerumah yang dulu, rumah kecil tanpa desain arsitek yang berarti, rumah kecil dengan 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan dan dapur.. rumah kecil yang tidak mencolok namun penuh kehangatan..rumah kecil yang sempit namun terasa nyaman..rumah kecil yang terisi dengan keceriaan.

Aku tau dan aku sadar tidak mungkin untuk kembali..hanya bisa menerima kenyataan di rumah besar ini dengan kekakuannya, dengan suasana yang dingin, dengan sikap indivisualistik penghuninya..hanya itu yang bisa aku lakukan..menerima semuanya dengan pasrah..karena tidak ada pilihan lain untukku..hanya itu saja.




Salam,
Pencari Tuhan
a.k.a. :-Seorang Gadis Kecil Yang Kehilangan Keceriaan Dalam Dirinya-
-Seorang Anak Perempuan Yang Selalu Tersenyum Tapi Menangis Di Dalam Hatinya-
-Seorang Wanita Yang Menyesali Situasi Masa Lalu-
-Seorang Manusia Yang Mengharapkan Perubahan Akan Terjadi Cepat Atau Lambat-





Dia Bilang...30 Maret 2010

dia bilang aq pembohong untuk menutupi kesalahan sendiri.. 
dia bilang aq klepto.. 
dia bilang aq orang yg paling ga sopan yg pernah ia temui.. 
dia bilang aq penjilat... 
dia bilang aq kalo bicara ga pernah dipikir dulu... 
dia bilang dia tidak melihat perubahan dari diriku,,hanya pakaiannya saja yg berubah.. 
dia bilang dia banyak belajar dariku...supaya tidak meniruku... 
dia bilang dia tidak mau aq jadi adiknya... 
DIA BENAR2 BILANG KALO DIA BENCI AQ!!!! 

tapi... 
papah bilang aq lebih rajin ibadah... 
mamah bilang aq lebih bijak.. 
masade bilang dia beruntung memiliki adik yang perhatian padanya... 
mba'inggi bilang aq lebih perhatian pada orang-orang disekitarku dan bersikap lebih sigap dari pada dulu... 
masilo bilang...aq memang masih ceroboh, tapi sudah ada tindakan berhati-hati untuk tidak mengulangi kesalahan lagi... 

dan dia bilang.... 
AQ ANAK YANG TIDAK DIHARAPKAN... 
AQ PEMBAWA SIAL... 
AQ MERUSAK HIDUPNYA.. 
SMUA ORANG LEBIH BERFOCUS PADAKU... 

dia merasa... 
dia di tinggalkan karena kehadiranku... 
dia dilupakan karena aq hadir terlalu cepat... 
dia dinomor duakan setelah aq... 
dia selalu menjadi pihak yang salah dan aq yang benar.. 
dia selalu menjadi pihak yg mengalah..karena dia kakak.. 
dia selalu dibanding-bandingkan dengan aq... 
aq tidak menganggapnya sebagai kakak... 
aq tidak menghormatinya sebagai kakak... 
aq adalah saingannya... 
aq adalah musuh terberat dalam hidupnya... 

aq merasa... 
dulu aq memang tidak menganggapnya kakak, tapi dia temanku... 
sekarang aq mencoba menganngapnya jadi kakak,,tapi dengan caraku... 
aq sangat menghormatinya...bahkan menjadi takut kepadanya... 
aq selalu bisa memaaafkan semua kesalahannya... 
bekas luka yang dia buat di wajahku dan membekas sampe sekarang...aq sudah tidak peduli... 
koleksi komikku yang kukumpulkan dari SD dia rusak...aq memang sangat marah waktu itu..tapi itu sudah berlalu..dan aq memaafkannya..aq tidak peduli lagi pada komik2 itu... 
aq ikut campur dalam kehidupannya...karena aq ingin terlibat bersamanya... 
aq menasehatinya karena dia memang salah dan harus diluruskan... 
aq tidak pernah bercerita kepadanya..karena setiap kali bertemu dia pasang muka galak...jadi aq hanya bisa menyapanya saja,, 
aq tidak berani lama-lama di dekatnya...karena aq takut... 
aq tidak merasa aq pihak yang benar...aq juga sering dimarahi karena kesalahanku...tapi dia tidak melihatnya,,dia hanya melihat hal-hal yg baik yang terjadi padaku... 

dia merasa... 
aq selalu mendapatkan apa yg ku inginkan.. 
aq selalu mendapatkan perhatian lebih banyak darinya.. 
aq selalu menang.. 
aq selalu senang... 

tapi taukah dia... 
aq mendapatkan apa yg kuinginkan karena aq berjuang keras meraihnya...aq berjuang untuk mendapatkan sebuah boneka barbie...dan dia dengan mudahnya mendapatkan sebuah PS... 
MP3 pertamaku setengahnya adalah uang tabunganku.. 
sedangkan MP3 pertamanya adalah hadiah... 
aq berjuang untuk masuk SMA di bandung dengan kemampuanku sendiri...sedangkan dia lewat jalur belakang... 
aq menurunkan standar cita-citaku karena aq tau aq tidak mampu...dan aq mencari jalan yg mirip dan lebih bisa kujangkau...tapi dia memaksakan cita-cita yg tidak mungkin untuknya dengan kemampuannya...jadi mreka tidak ada pilihan dan memasukkannya dengan uang yang sangat banyak... 
dia dizinkan berlibur keluar kota bersama teman-temannya...sedangkan aq tidak...karena alasan aq adalah perempuan... 
dia diajarkan menyetir mobil...aq tidak... 
dia punya mobil dan sering merusakkanya...paling hanya kena marah..dan ia tidak kehilangan hak atas mobilnya... 
sedangkan aq...aku sudah punya kosan, tempat kuliahku dekat, dan aq jarang pulang..buat apa mobil? 
dia punya laptop baru dan kelauran terbaru yang bisa dimsukkan berbagai program sulit...aq...setelah sekian lama meminta...di akhir perkuliahnku..baru ku terima bnda itu dan itu tidak baru...itu bekas mbak inggi... 
skarang laptopnya rusak...alasannya karena sering dibawa...dia minta ganti komputer..dan dia mendapatkan komputer 2 kali lebih bagus dari komputerku yang hanya komputer standar... 

apakah semua itu aq permasalahkan?????? tidak 
apakah semua itu aq protes??? tidak 
apakah semua itu aq ungkapkan kepadamu bahwa aq iri???tidak... 
pada dasarnya aq memaklumi semua itu karena alasan yang masuk akal, walaupun nilainya berbeda...tapi kebutuhan kita juga berbeda...jadi itu namanya adil... 
kalau aq ingin aq bisa protes...aq bisa marah dan berontak...tapi tidak kulakukan..karena semua alasannya masuk akal..dan tidak ada yang salah... 

dia merasa aq selalu diperhatikan..aq rasa aq tidak.. 
justru aq merasa aq menjadi aq yang sekarang 70 persen adalah usahaku sendiri...sisanya mereka... 
aq tau mereka lebih memperhatikan anak-anak yang bermasalah...dan mereka mengakuinya... 
aq juga tadinya bermasalah...tapi aq segara sadar dan segera memperbaikinya sendiri... 
tapi dia...dia tidak sadar akan kesalahan-kesalahannya...sehingga mereka perlu turun tangan membantu...tapi dia ga sadar, dan menganggap itu tekanan yg selalu ditimpakan padanya... 

aq tidak peduli... 
dia mau jadi apa... 
dia mau seperti siapa... 
dia mau berpikir apa... 
dia mua bertindak bagaimana... 

karena aq pasti akan berusaha menerimanya,,selama itu masih dalam batasan2 yg seharusnya... 
aq pasti akan rela mengorbankan segala yang aq punya untuk mendukung keinginannya... 
aq selalu memberikan sedikit perhatianku..tapi dia tidak sadar... 
aq tidak pernah sedikitpun memliki rasa benci padanya... 
mungkin sesekali aq akan marah,,aq akan nangis,,aq akan mendiamkannya...tapi setelah waktu berlalu..aq menganggap itu sdh beres..aq selalu bisa memaafkannya walaupun membutuhkan waktu sedikit lama untukku merenung... 
karena dia kakakku... 
karena dia saudaraku... 
karena dia temanku waktu kecil.. 
karena dia yang selalu bersamaku dulu... 
karena dia memiliki jarak yg paling dekat denganku... 

aq pikir dia juga berpikir sama denganku... 
aq pikir dia orang yang kaku..jadi malu untuk mengungkapkan langsung.. 
aq pikir dia bisa memaafkan kesalahanku..seperti aq bisa memaafkannya... 
aq pikir dia akan selalu melindungiku dengan diam-diam... 
aq pikir dia menganggapku adiknya..karena aq memang adiknya... 
aq pikir kalaupun dia tidak menganggapku adik, paling tidak teman... 
aku pikir semua masalah yang sudah lama berlalu sadah selesai dan sudah lupa... 
aq pikir dia sayang padaku dengan caranya,,dan aq jga sayang padanya dengan caraku... 

tapi ternyata semua hanya pikiranku... 

pagi ini (30/03) dia berkata dengan tegas kepadaku... 
"AQ BENCI KAU!!!" 
"AQ KIRA KAU SUDAH BERUBAH KARENA PENAMPILAN YG LEBIH 'ALIM'...TAPI TERNYATA MASIH SAMA" 
"AQ KIRA KAU SUDAH SADAR DAN MENJADI LEBIH BAIK LAGI...TAPI KAU TETAP PEMBAWA SIAL!!!" 

"AQ BENCI KAU...!!!" 




Salam,
Pencari Tuhan
a.k.a. -seorang adik perempuan yang tidak berdaya-