Sabtu, 25 Desember 2010

Fisip Islamic Fair 2010 - DKM FISIP UNPAD 2009-2010

Tifatul, “Bangun Citra Positif Bangsa Melalui Film”

10 Mei 2010
Laporan oleh: Malikkul Shaleh
[Unpad.ac.id, 9/05] Film memiliki dua fungsi utama dalam perkembangannya di tengah masyarakat dewasa ini, yaitu film sebagai instrumen dalam membangun karakter bangsa serta peran film dalam industri kreatif. Jika media film dipenuhi unsur negatif maka hal tersebut tentu juga akan mempengaruhi karakter bangsa.
Menkominfo
Tifatul Sembiring (Foto: Dadan T.)
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Ir. Tifatul Sembiring, mengatakan hal tersebut ketika menjadikeynote speaker dalam seminar nasional bertajuk “Sinergi Pemerintah dan Industri Perfilman Nasional dalam Membentuk Masyarakat Indonesia Madani” di Bale Rumawat Padjadjaran Kampus Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Minggu (9/05). Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan FISIP Islamic Fair 2010 yang diselenggarakan DKM FISIP Unpad.
“Berdasarkan data yang kami peroleh, content media seperti internet, film, dan media komunikasi lainnya, didominasi oleh hal-hal yang berbau pornografi, kekerasan, penghinaan ras dan hal-hal negatif lainnya,” ujar Tifatul
Tifatul juga menyebutkan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika berusaha untuk menyimbangkan kondisi tersebut dengan mengupayakan content positif. “Jangan sampai bangsa lain melihat Indonesia hanya penuh dengan masalah saja. Bangun citra bangsa ini dengan menampilkan hal-hal positif melalui media komunikasi,” tutur Ir. Tifatul.
Seminar nasional ini dibuka oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, DEA. Bertindak sebagai narasumber seminar nasional ini, yaitu  Direktur Perfilman Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, Drs. Ukus Kuswara, MM, Direktur MQ TV, Eka Budiman Sumadji, dan dosen FISIP Unpad, Drs. Budi Rajab, MM. Hadir pula Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Unpad, dr. Trias Nugrahadi, Sp. KN, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fisip Unpad, Dr. Soni Akhmad Nulhaqim, S.Sos., M.Si.
Senada dengan apa yang dikatakan menteri, Eka Budiman mengatakan bahwa media film bisa mempengaruhi pola hidup dan sikap masyarakat. “Usaha untuk mengarahkan masyarakat menjadi lebih berpendidikan melalui film-film yang bermutu terkadang selalu terkendala biaya karena untuk membuat film layar lebar saja membutuhkan biaya miliaran rupiah. Untuk itu peran pemerintah untuk mendukung hal itu sangat penting,” jelas Eka Budiman.
Sementara Drs. Ukus juga menjelaskan pentingnya membangun image bangsa melalui film. Komersialisasi dan money oriented tidak selalu menjadi dasar utama dalam membuat film yang bermutu. “Pemerintah dalam pelaksanaannya juga membutuhkan bantuan semua pihak, karena masalah perfilman di Indonesia bukan hanya itu,” ujar Drs. Ukus.
Namun Budi Rajab menegaskan, media film berpengaruh tidak langsung kepada masyarakat karena secara substansial film hanya sebatas hiburan semata. “Banyak sekali perantara yang harus dilalui sebuah film untuk merubah pola dan tingkah laku masyarakat,” ujarnya.
Budi Radjab juga menyayangkan para penggiat film yang kurang kreatif dan miskin imajinasi dalam memanfaatkan culture focus di masyarakat untuk diubah menjadi skenario sebuah film yang bermutu.



Salam,
Pencari Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar