aku tau belakangan ini aku sedang banyak cobaan...
aku sadar bahwa ini bukanlah masalah biasa...
dan aku merasakan tekanan yang sangat dahsyat...
tidak mengapa jika itu orang lain yang timbulkan...
tidak mengapa jika itu arus hidup yang mau tidak mau harus kulalui...
bahkan jika itu karna keputusanku yang mengakibatkan petaka...
tidak papa.. aku yakin bisa melalui itu..
akupun juga merasakan beratnya beban ini...
betapa tertekannya aku...
aku bingung.. aku kacau...
tapi pada akhirnya selalu ada cara untuk menyelesaikannya..
ketika kita di landa petaka seperti itu..
cobaan yang akan menentukan kedewasaan kita..
menentukan kebijaksanaan kita..
dan keputusan kita pada akhir yang membawa masa depan kelak
alangkah baiknya jika dalam keadaan tertekan dan kacau seperti itu ada dukungan dari teman-teman
alangkah lebih sempurna jika dukungan itu ditambah dengan keluarga..
bagaimanapun keluarga adalah harapan utama..
orang tua lah yang berperan mendukung keputusan anaknya apapun itu pada akhirnya..
namun apa jadinya ketika ke dua tumpuan kehidupan itu berbalik menyerang kita atas timbulnya petaka tersebut?
ketika masalah telah memuncak dan membuat frustasi... ketika tekanan hidup melemahkan semangat juang kita..
namun mereka yang seharusnya paling mengerti kita malah menyalahkan kita.. membuat kita semakin terpuruk...
bukan dukungan yang diterima.. bukan kasih sayang lembut yang diperlihatkan..
tapi justru tuntutan baru yang semakin memberatkan hidup... kemarahan setiap kali berjumpa...
ketika aku melihat beberapa orang yang mengalami cobaan yang hampir sama beratnya denganku..
sebagian mereka meratapi nasibnya, mengurung diri, menyerah, dan kehilangan semangat hidup..
sebagian lagi mencari dukungan ke pihak lain.. melupakan masalah dengan mengalihkan ke hal lain..
aku tau pasti selalu ada tangisan di setiap beban berat...dan aku tau dengan menangis perasaan menjadi lebih ringan...
tapi apakah dengan mengis masalah akan beres?
teringat sebuah nasehat sewaktu aku kecil.."ketika sedang ada masalah, tidak ada gunanya menangis, dengan menagis masalah tetap akan ada dan tidak terselesaikan.. jadi ketika masalah itu datang, hadapi dan selesaikan. setelah masalah itu beres silahkan jika ingin menangis bahkan berteriak."
nasehat itu selalu terngiang hingga kini.. ketika masalah itu datang..aku yakin ada saatnya aku terpuruk dan meratapi nasib..tapi aku tidak menangis.. ada saatnya aku tidak bersemangat dan tidak tau apa yang harus kulakukan... tapi aku tidak menyerah.. aku tidak menangis..
aku pikir..
menangis itu artinya tidak berdaya.. pasrah dengan keadaan.. bahkan langkah awal untuk menyerah
menangis itu artinya ketidak mampuan menghadapinya
menangis itu artinya ketidak sanggupan untuk mengusahakan sesuatu dari diri sendiri
sebagai contoh, ketika seorang bayi menangis banyak alasanan yang melandasinya, mungkin karena lapar, karena ngantuk, atau merasa bosan.. artinya ia tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, ia butuh bantuan/perhatian orang lain di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya.
ketika seorang anak kecil menangis ketika mainannya direbut, atau ketika keinginannya tidak ia dapatkan, itu artinya dia tidak berdaya.. ia tidak sanggup membela dirinya atau haknya, ia tidak mampu memenuhi semua keinginannya sendiri. ia membutuhak orang lain untuk membantunya membela diri.. membutuhkan orang lain untuk memenuhi keinginannya.
ketika seorang remaja putus cinta, atau patah hati.. kemungkinan besar ia akan menangis juga.. atau ketika berkelahi dengan sahabatnya atau di khianati temannya, artinya ia tidak mampu mengendalikan perasaannya, tidak mampu membuat orang yg bersangkutan menerima dirinya apa adanya, tidak mampu mengendalikan orang2 itu sesuai harapannya. ia menyerah pada keadaan saat itu..ia pasrah dan tidak tau harus berbuat apa..kemudian ia melampiaskan kekecewaan, kekacauan perasaannya dengan menangis.
ketika saudara atau kerabat atau orang yang terkasih meninggal dunia, aku yakin tidak ada seorangpun yang tidak menangis.. dalam kondisi ini menangis adalah pelampiasan kesedihan dan kepsrahan.. ia menangis karena tidak berdaya dengan kondisi itu, ia tidak mampu menghidupkan kembali yang telah mati, iya tidak sanggup di tinggalkan untuk selama-lamanya, ia tidak tau harus bagaimana hidup tanpa orang terkasih tersebut.
kemudian permasalah yang baru dan semakin beratpun akan terus datang seiring dengan bertambahnya usia dan kematangan hidup. itulah proses hidup yang mau tidak mau harus dilalui..
akupun dulu juga mengalami hal itu..aku jg menangis.. namun sejak tersampaikannya nasehat itu pada ku, perlahan-lahan aku bertahan dan tidak menangis..selalu berusaha untuk tidak menangis..walaupun pada akhirnya ketika benar2 tak terhankan akan menagis juga.
akupun akan menangis jika kehilangan orang tercinta..
ketika perasaan dan hasrat untuk menangis itu terus di latih..dan seiring dengan berlalunya waktu dan kematangan hidup..semakin jarang menghadapi masalah dengan kesedihan. bisa di hitung dalam 1 tahun berapa kali menangis dan karena apa..akan tertanam dibenak ini bahwa ketika itu aku benar2 tidak berdaya.
aku marah, aku kesal, aku diam, dan aku tertekan... kemudian aku sakit..
maaf kawan aku tidak menangis sebagaimana seharusnya..
maaf juga aku tidak berwajah murung sebagaimana mestinya..
maaf kalau aku memasang topeng tersenyum di wajah ini seolah2 tiada beban sulit
maaf pak.. mah.. aku hanya diam dan mendengarkan saja
maaf pak.. mah.. aku tidak menghiraukan ceramahmu dan hanya berkata iya dan iya saja
maaf pak.. mah.. aku hanya tersenyum saja menghadapi muka masammu
yayaya... aku tau
yayaya... aku dengarkan
yayaya.. akan ku coba
yayaya..baiklah
yayaya..akanku pertimbangkan
yayaya... apapun/siapapun boleh
kemudian selesai.. itulah jawaban dan tanggapanku ketika omelan dan ceramah panjang silih berganti mengalir ketelingaku...dan ketika aku mengatakan itu, ceramah dan omelan itupun berhenti seketika.. dan selesai.. aku pergi..
Salam,
Pencari Tuhan