ini kedua kalinya aku diperlakukan seperti ini...
aku dimarahin.. aku di galakin... aku di musuhin.. kemudian aku di diamkan...
kejadian pertama waktu aku SMP kelas 3, sekitar umur 15 tahun...
sejak aku mulai mengenal sekolah, aku selalu di antar jemput sama beliau
selalu di turunkan di spot yang sama dan naik di spot yang sama juga...
suatu ketika aku melanggar aturan itu, hanya bergeser 5 atau 6 meter dari spot biasanya dengan alasan aku masih ingin bermain bersama temanku di detik-detik terakhir kepulanganku hari itu.
begitu aku melihat mobil itu datang menuju kepadaku dari arah yang tidak biasa dilewati sebelumnya.. aku sadar pasti beliau telah memutari sekitar sekolahan untuk mencariku. aku sadar dan merasa bersalah.
setelah kaki ini berada di atas mobil, tak terdengar sepatah katapun dari bibirnya.. tak terlihat wajah ramah seerti biasanya walaupun tanpa senyuman... aku tau beliau marah.
dalam keadaan canggung tersebut kuberanikan diri untuk memulai percakapan sederhana yang tak berarti... teringat sebuah topik "susu di kulkas sudah habis"... lalu kuberanikan diri membuka mulut dan berkata "susu di kulkas udah habis mah". kemudian beliau beraksi mulai memandangku dengna galak, dan berkata "TERUS???". aku kaget mendengar jawaban itu, ditambah dengan nada suara yang datar dan dingin.
aku hanya bisa diam saja sambil menunduk takut. kemudia beliau melanjutkan kata-katanya lagi "MAU BELI SUSU???". Aku takut sekali, tidak pernah sekalipun beliau marah seperti itu..biasanya beliau marah dengan nada tinggi dan omongan yang panjang tanpa henti..selalu mengulang topik yang sama bahkan berputar ke masa lalu, terkadang di selingi cubitan nyeri di paha, betis atau tangan... tapi kemarahan kali ini jauh lebih menakutkan dari biasanya...
kembali aku mengingat kesalahan besar apa yang telah kulakukan... aku berpikir keras kesalahan apa yang telah kulakukan barusan, tadi pagi, atau kemarin...rasanya tidak ada.. sampai tadi pagi semuanya masih baik-baik saja... kemudia aku teringat kesalahan kecil barusan..apakah mungkin karena aku berpindah spot menunggu yang tidak seperti biasanya dan membuatnya mencariku???
kuputuskan itu masalahnya... seharian itu aku di diamkan.. aku di tatap dengan wajah galak... dan aku tidak tau harus berbuat apa.
malam itu aku merenung...aku bersumpah tidak akan mengulangi kesalahan ini... aku berjanji kejadian ini tidak akan terulang lagi... karna aku tau rasanya sangat menakutkan... aku lebih memilih di marahi dan di ceramahi dengan nada tinggi dan sesekali di selingi cubitan nyeri. tidak ada orang di dunia ini senang di diamkan dan dicuekkan... orang akan stress bahkan gila ketika tidak dihiraukan seseorang.terutama orang yang dikasihininya, yang menjadi pegangan hidupnya.
kini kejadian itu berulang. saat aku berusia 23 tahun...
awalnya hanya marah-marah dan diceramahi.. tidak ada lagi hukuman fisik sejak SMA. saat itu sedang di teman belakang dengan kegiatan konveksinya. aku hanya bisa tertunduk dan mendengarkan ceramahnya yang menyakitkan... setelah puas menguliahiku 5-10 menit... kemudian di mengusirku... padahal saat itu aku sedang butuh penghiburan dan dorongan semangat darinya. kesalahanku hanya karena aku menolak permintaan kecilnya.
setelah mengusirku, aku kaget mendengarnya mengusirku...aku terdiam sejenak.. kemudian aku beranjak masuk kedalam rumah dan hendak pergi menuntaskan kewajibanku. tiba2 terdengar suara samar adzan dzuhur.. aku bergegeas mengambil wudlu dan melaksanakan kewajibanku kepada Tuhan. setelah itu aku mondar-mandir ke atas kemudian ke bawah dan ke atas lagi lalu kebawah... berpikir untuk kabur dari rumah.. ke jati nangor saja menginap di kawan 1 sanpai 2 hari... kusiapkan beberapa perlengkapan menginap dan kujejalkan ke dalam tas yg hampir penuh itu.
selesai memakai sepatu. aku berpikir sejenak... apa yg harus ku lakukan sekarang.. apa mau menjadi anak durhaka seperti ceramahnya barusan... kemudian kuberanikan diri ke kamarnya sembari mengetuk pintu dan membukanya. kudapati wajah memberungutnya... dengan muka kusam dan lelah dia berbicara galak kepadaku "mau apa???" dengan ketakutan yang berusaha kututupi dengna sifat kekanakanku aku menjawab pelan "salam mak" dan kulanjutkan lagi kata2ku setelah mencium tangannya "maaf mak" dan di balas dengan dengan "jangan di ulangi lagi ya"kemudian aku memeluknya dan di sambut dengan ciuman pipi kanan kiri darinya. tapi dengan wajah tetap menekuk.
hari ini usai bimbingan selama kurang lebih 1 jam..aku putuskan langsung menyelesaikan hasil bimbingan tersebut. dan tak terasa sore telah tiba..ketika kuputuskan untuk pulang hujanpun mampir.. kemudian ketika hujan agak mereda ku matikan laptop ku dan ku packing ke dalam ranselku. kemudian aku bergegas pergi.
tak kusadari ada sms dari beliau sebelumnya ketika aku telah sampai di depan rumah dan hendak masuk ke dalam kudengar handphoneku berdering. kemudian aku tau itu pasti darinya. aku yakin ada perasaan cemas karena ketidak pulanganku hingga gelap menjemput. tapi tak kuhiraukan deringan itu karena aku tau aku sudah berada di rumah dan akan kutemui langsung beliau.
setelah membuka sepatu, kekutuk kamarnya dan kubuka pintunya.. aku masuk dan kulihan ia berbaring dengan wajah kelelahan dan mata merah. masih dengan raut wajah galak menatapku. ku dekati beliau dan ku cium tangannya. dengan perkataan datar ia menanyaiku dari mana dan habi ngapain. kujawab pertanyaannya dengan jujur sesuai dengan apa yg telah ku lakukan.
ingin ku lihat reaksinya..ku ambil sebiah majalah sulam di kamar itu dan ku buka-buka halamannya sedikit.. lalu ku tanya "bisa sulam mak?" tak berani ku palingkan wajah ini melihatnya. diapun lekas menjawab dengan suara datar "mamah malas ngomong". oke, aku tau beliau kelelahan mungkin habis nangis karena wajahnya berminyak dan matanya terlihat merah dan sedikit berair. kuputuskan untuk meninggalkan kamar itu dan tersenyum kaku kepadanya sejenak lalu keluar.
perasaanku saat ini tetap tak karuan..tapi tidak setertekan dan semenakutkan peristiwa dulu.. mungkin karena ini yang ke dua kaliny, aku tidak terlalu syok mengingat yang pertama jauh lebih mengerikan.. karena masih ada komunikasi yang terucap saat ini. dan aku bersyukur aku langsung meminta maafnya saat itu juga, aku merasa aku lebih tenang menghadapi peristiwa ini di bandingkan dulu dan aku tau apa yang harus ku lakukan dengan berbagai pertimbangan yang tidak pasti. dan semoga besok menjadi lebih baik... amin..
(7 maret 2012)
Salam,
Pencari Tuhan